Radang Pada Mata
Terdapat tiga kondisi umum yang dapat menyebabkan mata dan kelopak mejadi merah.
Konjungtivitis adalah peradangan bagian putih dari mata. Berbagai tipe dari konjungtivitis memiliki gejala dengan sedikit perbedaan.
Pada umumnya, konjungtiva terlihat berwarna merah muda sampai merah tua dan berair, dan penderita akan mengeluh sensitif terhadap cahaya. Gejala yang dirasakan juga dapat berupa pandangan buram bila kondisi bertambah parah.
Konjungtivitis dapat diakibatkan oleh infeksi (virus atau bakteri), akibat alergi atau trauma kimia. Identifikasi penyebab secara tepat penting untuk pedoman penanganan. Terapi konjungtivitis alergi berupa obat anti alergi dan pelumas mata, sementara terapi konjungtivitis bakteri berupa antibiotik dan pelumas mata.
Istilah “radang pada mata” umumnya menunjukkan suatu konjungtivitis virus. Kondisi ini diterapi dengan pelumas mata, dan bila parah dengan obat tetes mata steroid. Virus dapat ditularkan melalui air mata. Oleh karena itu penting bagi individu untuk mencuci tangan setelah menyentuh mata agar dapat mencegah penularan penyakit ke saudara atau kerabat.
Pterigium
Pterigium adalah pertumbuhan pada konjungtiva berbentuk segitiga, dan seperti daging. Paparan sinar matahari yang berlebih, lingkungan yang berdebu dan predisposisi genetik merupakan penyebab kondisi tersebut. Pterigium dapat terjadi pada salah satu mata, tetapi sebagian besar pasien mengalami kondisi tersebut pada kedua mata, dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi pada satu mata.
Kecepatan pertumbuhan pterigium berbeda antar pasien. Sebagian pasien dapat menderita kondisi ini bertahun-tahun sebelum penglihatan mereka terganggu. Kondisi ini dapat ditemukan oleh pasien sendiri. Pasien dapat dengan mudah melihat pertumbuhan yang menyerupai daging yang muncul di mata mereka.
Pembedahan diperlukan untuk menangani pterigium saat pertumbuhannya menuju bagian tengah kornea dan mulai menghalangi penglihatan Anda. Penglihatan juga bisa terganggu akibat meningkatnya astigmatisma. Pasien dengan pterigum akan memiliki mata kering yang membutuhkan tetes mata pelumas untuk meredakan gejalanya. Hal ini terjadi karena pterigium membuat benjolan kecil pada permukaan mata yang mencegah lapisan film airmata bekerja dengan optimal. Apabila pterigium tidak terlalu signifikan besar dan efeknya, maka dapat dilakukan pemantauan saja, mengingat pembedahan adalah satu-satunya cara untuk menangani kondisi ini secara permanen.
Selama bertahun-tahun, para dokter telah mengubah teknik operasi dalam menghilangkan pterigium dan menurunkan angka kekambuhannya. Dahulu, ahli bedah akan melepas jaringan abnormal dan meninggalkan area tersebut untuk menyembuh dengan sendirinya. Tehnik tersebut dikenal dengan eksisi sklera polos. Setelah menjalani prosedur ini, terdapat kecenderungan pada area mata tersebut untuk menumbuhkan konjungtiva yang berlebih, sehingga meningkatkan risiko kekambuhan pterigium.
Saat ini, area yang tersisa akan ditutup dengan konjungtiva pasien yang diambil dari mata yang sama dan ditempel dengan menggunakan jahitan atau perekat khusus yang dikenal dengan lem fibrin. Dengan “penutup” tersebut, pasien tidak harus menunggu konjungtivanya tumbuh kembali dengan sendirinya. Proses ini menyerupai skin graft yang dilakukan pada area lain dari tubuh. Metode lem fibrin ini lebih baik dibandingkan metode dengan jahitan karena memberikan kenyamanan pasca operasi, periode penyembuhan yang lebih cepat dan angka kekambuhan yang lebih rendah.
Bintitan
Bintit/tonjolan ini akan berubah menjadi merah, nyeri, dan dapat bertahan beberapa hari hingga beberapa minggu sebelum akhirnya pecah dan menyembuh sendiri. Beberapa bintit hanya bertahan sebentar dan menyembuh sendiri, sementara terdapat juga bintit yang memerlukan perawatan dari dokter mata Anda.
Bintit (chalazion) adalah jerawat atau abses yang terbentuk di dalam kelopak mata. Kondisi ini merupakan suatu infeksi yang disebabkan sumbatan kelenjar minyak dari kelopak mata.
Terapi
Dokter kami akan meresepkan salep antibiotik yang harus dioleskan pada bintit Anda. Anda akan dianjurkan untuk menggunakan handuk hangat untuk menghangatkan area tempat bintit berada. Tujuannya adalah agar minyak yang menyumbat di kelenjar minyak akan lebih hangat dan terisi cairan sehingga mudah untuk mengalir keluar.
Pada sebagian orang, dokter kami akan menyarankan prosedur bedah minor yang dikenal dengan insisi dan drainase (I&D) untuk mengeluarkan nanah.